Dari Hati
Oleh : Ravli Kurniadi (XII IPA 4)
“Api! Bangun
kamu! Mau sekolah ga? Lelet banget sih, cepetan mandi sana!” mamanya api sedah
menggerutu saja melihat anaknya yang susah bangun tiap pagi. Ya Api, seorang
remaja absurd yang sedikit malas gila tapi gaya, selalu susah bangun di pagi
hari. Waktu di pagi itu tesara cepat sekali berlalu. Tak terasa kedua jarum jam
menunjuk angka 6, Api sedang dalam perjalanan menuju sekolahnya.
Duduk
di angkutan umum dengan berkutat mengoprek
handphone bututnya. Yaa, tidak lain tidak bukan dia hanya tweeting saja. Tidak mungkin dia sms-an, karena Api hanyalah jomblo
kronis yang lagi akut sekarang. Tak terasa angkutan umum yang Api naiki telah
sampai di pintu gerbang sekolah. Terperangah dengan tatapan kosong dia melihat
cewek incaran Api berjalan berdua dengan pacar barunya. “Haaah??!! Kok?
Aduuuuh.” Lemas Api melihat hal tersebut. Cewek cantik yang sekian lama telah
dekat dengannya, kini berada di gandengan pria kece seantero jagat sekolahnya.
“Apa pria absurd kaya gue gak boleh dapet cewek cantik nan baik hati kaya dia?
Padahal dia deket banget sama gue berabad-abad. Tapi ko dia lebih milih cowok
yang baru aja deket sama dia? Tanpa berfikir dia cowok yang baik atau ngga buat
dia?” Api mendongkol panjang lebar.
Dengan
perasaan yang kalut, Api masuk kelas. Dapat ditebak bahwa teman-teman
sekelasnya mengolok-olok Api dengan tawa puas mereka. Api hanya bias pasrah
lapang dada saja meratapi penderitaanya dipagi hari itu.
Bel
istirahat pun berbunyi, perasaan satu kelas semuanya sama. Perasaan mereka
seperti baru saja bebas dari penjara tahanan perang Guantanamo karena guru
Fisika mereka baru saja keluar. Tak di sangka handphone Api bergetar tanda sms
masuk, yang lebih tak di sangka lag isms itu datangnya dari cewek yang tadi
memnyebabkan Api kalut di pagi hari. “Kamu di mana? Temuin aku di depan perpus
sekarang. Thanks’s.” itu isi sms dari cewek itu. Ternyata cewek itu menemui Api
untuk bercerita semuanya. Ia menceritakan bahwa ia telah jadian dengan cowok
itu. Dan cewek itu minta maaf sejadi-jadinya pada Api. Dia merasa bersalah
banget dengan apa yang api lihat tentang dia di pagi hari itu. Tapi Api
menerima kekalahannya dengan pasrah, memang dia kalah telak dibanding cowo itu.
Hari
berganti hari dengan cepatnya, tetapi keadaan masih tetap sama. Dan, kedekatan
Api dengan cewek itu tak pernah berubah, tak peduli dengan status si cewek yang
telah menjadi pacar orang itu. Malahan lebih deket dari sebelumnya, isa di
sebut “Hubungan Tanpa Status” remaja jaman dahulu kala bilang seperti itu.
Sampai
akhirnya, terjadi suatu masalah tentang hubungan cewek itu dengan cowoknya. Salah
satu penyebabnya yaitu kedekatan cewek itu dengan Api. Tetapi bukan itu saja,
ternyata menurut kabar yang beredar, cowoknya sering membohongi cewenya. Hal
yang disayangkan pun terjadi. Mereka putus.
Tetapi
hal lebih aneh pun terjadi. Setelah mereka putus bukannya Api dan cewek itu
semakin dekat dan mendekati jadian, tetapi semakin jauh sering berselisih dan
akhrinya sekarang seperti ingin pergi dari satu sama lain. Terutama dimulai
dari cewek itu, entah apa alasan yang ada di benaknya itu. Hingga akhirnya kini
mereka benar-benar jauh. Dengan berat hati
Di
suatu hari yang lain, guru B.indonesia menyuruh murid kelas Api untuk membuat
cerpen. Api yang pemalas dan selalu mentok di inspirasi. Dia menunda-nunda
mengerjakan tugas cerpen tersebut. Hingga deadline pun tiba, ia sangat stress
menghadapi tugas ini tanpa ada inspirasi sedikitpun, di tambah hati dan otaknya
yang masih kalut tentang cewek yang sekarang hilang darinya.
Di
depan computer bututnya ia duduk, mulai mengetik sesuatu. dan akhirnya
tersusunlah sebuah cerpen tentang semua yang dialaminya. Cerpen tentang dia
yang mentok tak punya ide saat diberi tugas menulis cerpen oleh gurunya,cerpen
tentang gadis yang hilang dari dirinya dan kejadian yang dialaminya tentang
gadis itu. Sebuah cerpen yang datang dari hatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar